KONFLIK
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas TIK
Kelas XI semester I
Disusun
Oleh :
Laili
Muna Rahmawati
XI
IPS 3 (12)
Tahun
Ajaran 2012/2013
SMA
Negeri 2 Ungaran
Kata Pengantar
Segala
puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya bisa menyelesaikan sebuah karya tulis
dengan tepat waktu.
Berikut
ini saya sebagai penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
"Konflik", yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita untuk mempelajari apa pengertian, factor sampai dengan dampak dari konflik
itu sendiri.
Melalui
kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat
atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Ungaran,
2 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. PENGERTIAN KONFLIK
B. FAKTOR – FAKTOR KONFLIK
C. PROSES TERBENTUKNYA KONFLIK
D. DAMPAK KONFLIK
E. STUDI KASUS
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masyarakat adalah makhluk social yang saling berinteraksi. Dala interaksinya, manusia sering kali
dihadapkan pada situasi yang disebut konflik (pertentangan/pertikaian). Munculnya konflik social tidak terjadi dengan
sendirinya dan tidak sesederhana yang bisa kita bayangkan. Banyak factor yang harus dikaji mengapa
konflik tersebut muncul kepermukaan.
Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan mengapa makalah
ini dibuat, diantaranya lebih membawa kita mengerti apa itu yang disebut
konflik, apa saja factor dan penyebabnya serta apa dampak bagi orang yang
terlibat konflik tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam hal ini akan
dibahas beberapa masalah yakni
a. Apa dan bagaimana konflik itu?
b. Mengapa banyak orang terlibat konflik?
c. Berdampak seburuk apakah konflik itu?
BAB II
KERANGKA TEORITIS
1. PENGERTIAN
KONFLIK
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara
menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
*Dalam Bahasa latin
: Configere artinya saling memukul.
ü Pengertian Konflik menurut Ahli :
a. Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.
b. Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang
terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan
perilaku.
c. Dr. Robert M.Z. Lawang
: konflik itu adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan,
dimana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan,
tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
Pada dasarnya dapat
disimpulkan bahwa konflik adalah usaha
seseorang dalam mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak lain/pihak
lawan.
(SUMBER : Maryati, Kun,dkk, Sosiologi untuk SMA Kelas XI.
Jakarta:Erlangga
Tim Sosiologi, Sosiologi 2. Jakarta : Yudistira)
Tim Sosiologi, Sosiologi 2. Jakarta : Yudistira)
2. FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KONFLIK
Beberapa penyebab
konflik secara umum dapat didasari oleh perbedaan yang sangat mendasar,
antaranya :
·
Perbedaan
antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian,
atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.
Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi
teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat
mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik.
·
Perbedaan
Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan
masyarakat . tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama.
Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat
lainnya.
Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola
kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga
berakibat konflik.
·
Perbedaan
Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang
berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara
mereka.
·
Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu
masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku,
akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan
individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku
tradisi masyarakatny, sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari
nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka.
(Sumber: Drs
Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, Penerbit Rineka Cipta)
3.
PROSES
TERBENTUKNYA KONFLIK
Konflik akan timbul bila terjadi
ketidak harmonisan antara seseorang dalam suatu kelompok dan orang lain dari
kelompok lain. Pada dasarnya konflik sesuatu yang wajar terjadi. Konflik akan selalu
terjadi, karena manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan masing-masing
memiliki latar belakang keluarga dan pendidikan yang berbeda-beda. Kadang kala
juga ada perbedaan kebiasaan atau pribadi yang kurang baik.
Secara definitif konflik dapat diartikan sebagai suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya. Mc Sahne mendefiniskan konflik sebagai suatu proses dimana salah satu pihak merasa bahwa minat atau tujuannya secara negatif dipengaruhi oleh pihak lain.
Secara definitif konflik dapat diartikan sebagai suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya. Mc Sahne mendefiniskan konflik sebagai suatu proses dimana salah satu pihak merasa bahwa minat atau tujuannya secara negatif dipengaruhi oleh pihak lain.
Sedangkan Stephen Robbin mendefinisikan
konflik sebagai suatu proses yang diawali ketika satu pihak merasa bahwa pihak
lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara
negatif sesuatu yang menjdi perhatian pihak pertama.
Proses konflik tidak hanya
mengacu kepada bentuk konflik yang nampak dari tindakan yang terbuka dan penuh
kekerasan tapi juga bentuk yang tidak nampak seperti situasi ketidaksepakatan
antar pihak. Proses konflik dapat dimulai dari sumber konflik yang meliputi tujuan
yang saling bertentangan dan nilai-nilai yang berbeda.
o
PROSES
TERBENTUKNYA KONFLIK MENURUT PARA AHLI:
Menurut
Hendricks (1992) proses terjadinya konflik dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
a)
Tahap pertama : Peristiwa sehari-hari
Pada tahap ini, muncul ketidakpuasan terhadap lingkungan kerja. Rasa tidak puas
ini biasanya terlupakan karena kesibukan kerja.
b)
Tahap kedua : Adanya tantangan
Pada tahap ini, tiap-tiap individu
merasa telah menjalankan prosedur kerja dengan benar dan yang diutamakan adalah
kepentingan individu atau kelompok.
c)
Tahap ketiga : Timbulnya pertentangan
Pertentangan yang terjadi di antara
pegawai merupakan proses terjadinya konflik.
Menurut
Hardjana (1994) lingkaran konflik terdiri atas :
1.
Kondisi yang mendahului
2.
Kemungkinan konflik yang dilihat
3.
konflik yang dirasa
4.
Perilaku yang nampak
5.
Konflik ditekan atau dikelola
6.
Dampak konflik
Dari
dua pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa terjadinya konflik ditandai dengan
adanya ketidakpuasan diantara
orang-orang, selanjutnya muncul kesalahpahaman diantara mereka dan akhirnya
terjadi pertentangan atau konflik.
4. DAMPAK KONFLIK
Sejatinya dampak
konflik yang terjadi diantara seseorang dengan orang lain ataupun dengan suatu
kelompok dengan kelompok lain memberikan dua dampak yakni bisa dampak positif
ataupun bisa dampak negatif .
·
Adapun
dampak positifnya yaitu:
1.
Mendorong
untuk kembali mengkoreksi diri : Dengan adanya konflik yang terjadi, mungkin
akan membuat kesempatan bagi salah satu ataupun kedua belah pihak untuk saling
merenungi kembali, berpikir ulang tentang kenapa bisa terjadi perselisihan
ataupun konflik diantara mereka.
2.
Meningkatkan
Prestasi : Dengan adanya konflik, bisa saja membuat orang yang termajinalkan
oleh konflik menjadi merasa mempunyai kekuatan extra sendiri untuk membuktikan
bahwa ia mampu dan sukses dan tidak pantas untuk "dihina".
3. Mengembangkan
alternatif yang baik : Bisa saja dengan adanya konflik yang terjadi diantara
orang per orang, membuat seseorang berpikir dia harus mulai mencari alternatif
yang lebih baik dengan misalnya bekerja sama dengan orang lain mungkin.
·
Dampak
buruk dari konflik yakni :
1.
Menghambat
kerjasama : Sejatinya konflik langsung atau tidak langsung akan berdampak buruk
terhadap kerjasama yang sedang dijalin oleh kedua belah pihak ataupun kerjasama
yang akan direncanakan diadakan antara kedua belah pihak.
2.
Apriori
: Selalu berapriori terhadap "lawan". Terkadang kita tidak meneliti
benar tidaknya permasalahan, jika melihat sumber dari persoalan adalah dari
lawan konflik kita.
3.
Saling
menjatuhkan : Ini salah satu akibat paling nyata dari konflik yang terjadi
diantara sesama orang di dalam suatu organisasi, akan selalu muncul tindakaan
ataupun upaya untuk saling menjatuhkan satu sama lain dan membuat kesan lawan
masing-masing rendah dan penuh dengan masalah.
5.
STUDI KASUS
Konflik adalah situasi adanya pertentangan
atau ketidakserasian antara pihak yang akan dan sedang mengadakan hubungan atau
kerjasama. Karena manusia adalah makhluk yang selalu melakukan interaksi
sosial, maka konflik sesungguhnya menjadi sebuah realitas yang tidak bisa
dihindarkan, terlebih bagi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif dengan pengayaan materi melalui studi kepustakaan(dokumentasi) dan
wawancara mendalam yang dilakukan dengan berbagai informan terkait di lapangan.
Informan terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat, saksi ahli yang mengetahui dengan
pasti permasalahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik
sosial yang terjadi di Desa Trangkil Kabupaten Pati terjadi karena adanya
konflik individu antar tokoh masyarakat yang berpengaruh di desa Trangkil yang
kemudian berkembang menjadi konflik sosial yang lebih besar. Puncak dari
konflik tersebut adalah ketika muncul Peraturan Daerah (Perda)Kabupaten Pati
Nomor 3 Tahun 2004 dan SK Bupati Nomor 141 tentang perpanjangan masa jabatan
kepala desa Trangkil. konflik sosial tersebut tercermin dalam berbagai bentuk
perjuangan perlawanan masyarakat desa Trangkil yang dimotori oleh tokoh-tokoh
masyarakat untuk menentang peraturan daerah yang merugikan mereka, bentukbentuk
perjuangan tersebut seperti: aksi demonstrasi simpatik yang dilakukan sampai 3
kali, penyegelan ruang kerja dan bengkok aset kepala desa, mengancam golput
dalam Pilgub Jateng tahun 2008, mengadakan dialog interaktif dengan lembaga
pemerintah daerah, dan melibatkan LSM serta Universitas untuk memperjuangkan
dan mengkaji dari sudut pandang hukum.
Ada banyak upaya yang dilakukan masyarakat
dan tokoh-tokoh masyarakat desa Trangkil untuk menyelesaikan konflik sosial
tersebut, dari upaya yang bersifat kekeluargaan hingga upaya yang berkaitan
dengan fisik. Namun semua upaya yang dilakukan masyarakat desa Trangkil tidak
pernah berhasil dan dapat dikatakan gagal karena tidak ada keseriusan dari
pemerintah daerah untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, serta terkesan
terjadi pembiaran oleh Pemerintah daerah Kabupaten Pati. Konflik sosial yang
terjadi di desa Trangkil hingga sampai sekarang masih terjadi, konflik sosial
di desa Trangkil bagai api dalam sekam yang sewaktu-waktu dapat berkobar membesar
dan menciptakan masalah baru. Kata kunci : Konflik sosial, pola konflik, tokoh
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Manusia
sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika
berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan
kerjasama. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia.
Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent), bisa juga berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan (non-violent).
Pertentangan dikatakan sebagai konflik manakala pertentangan itu bersifat langsung, yakni ditandai interaksi timbal balik di antara pihak-pihak yang bertentangan. Selain itu, pertentangan itu juga dilakukan di atas dasar kesadaran pada masing-masing pihak bahwa mereka saling berbeda atau berlawanan.
Konflik pada dasarnya merupakan bagian dari kehidupan sosial, karena itu tidak ada masyarakat yang steril dari realitas konflik.
Konflik dan konsensus, integrasi dan perpecahan adalah proses fundamental yang walau dalam porsi dan campuran yang berbeda, merupakan bagian dari setiap sistem sosial yang dapat dimengerti. Karena konflik merupakan bagian kehidupan sosial, maka dapat dikatakan konflik sosial merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar.
Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent), bisa juga berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan (non-violent).
Pertentangan dikatakan sebagai konflik manakala pertentangan itu bersifat langsung, yakni ditandai interaksi timbal balik di antara pihak-pihak yang bertentangan. Selain itu, pertentangan itu juga dilakukan di atas dasar kesadaran pada masing-masing pihak bahwa mereka saling berbeda atau berlawanan.
Konflik pada dasarnya merupakan bagian dari kehidupan sosial, karena itu tidak ada masyarakat yang steril dari realitas konflik.
Konflik dan konsensus, integrasi dan perpecahan adalah proses fundamental yang walau dalam porsi dan campuran yang berbeda, merupakan bagian dari setiap sistem sosial yang dapat dimengerti. Karena konflik merupakan bagian kehidupan sosial, maka dapat dikatakan konflik sosial merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar.
2.
KRITIK DAN SARAN
Sebagai manusia yang
menjunjung tinggi nilai agama dan norma, hendaklah kita berhati-hati dalam
bersikap agar kita tidak terlibat dalam konflik yang merugikan. Sudah saatnya kita sebagai sesama manusia
mulai dari saat ini menghormati adanya perbedaan latar belakang, perbedaan
antar individu ataupun sampai perbedaan kepentingan. Jangan jadikan perbedaan yang mendasari
sebuah konflik, tapi jadikanlah perbedaan itu hal yang bisa membuat bangsa kita
semakin kaya akan berbagai macam kepentingan, berbagai macam kepercayaan,
berbagai macam latar belakang sampai berbagai macam perbedaan antarindividu.
DAFTAR
PUSTAKA
SUMBER : Maryati, Kun,dkk, Sosiologi untuk SMA Kelas XI.
Jakarta :
Erlangga
Tim Sosiologi, Sosiologi 2. Jakarta : Yudistira
Tim Sosiologi, Sosiologi 2. Jakarta : Yudistira
Sumber: Drs
Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, Penerbit
Rineka Cipta